Siang ini, Joachim Loew dan anak-anak asuhannya diperkirakan sudah ada di dalam bis, mampir sebentar ke pusat souvenir dan oleh-oleh Rusia sebelum otw ke bandara.
Gak ada firasat Loew kalo langkahnya akan kandas oleh oppa-oppa dan supporter yang juga EXO mania. Padahal segala taktik dan strategi sudah ia terapkan, juga evaluasi kelemahan, termasuk meninggalkan ritual yg biasanya hanya dilakukan oleh anak-anak yg kekurangan kombantrin.
Shin Tae-Yong, pelatih Korsel tersenyum puas. Meski mereka juga tersingkir dari fase grup, setidaknya ia bisa berkata ke Loew: "Loew gue end!"
Loew sendiri sudah legowo, walau beberapa pendukung masih banyak yang belum bisa move on. Entah apa yg mereka harapkan, yang pasti bukan menunggu hasil real count.
Mereka yg belum terima kekalahan mencoba mencari-cari kambing hitam. Ada yg menyalahkan Ozil yang dinilai mager, atau Neuer yg kelebihan piknik hingga maennya kejauhan. Mereka merindukan sosok Miroslav Klose yang unyu-unyu tapi mematikan, atau kiper Oliver Kahn yang tensian dan suka mengeplak-ngeplak pemain lawan.
Ada juga yang masih percaya kutukan, padahal kutukan sudah gak ada sejak hak kekayaan intelektual-nya dipatenkan oleh emaknya Malin Kundang.
Ozil sempat ribut dengan supporter Jerman sendiri. Sejak awal penampilannya dianggap malas dan cenderung manja. Entah apakah karena faktor usia, senioritas, atau emang lagi manja, lagi pengen dimanja.
Apapun itu penampilan Korsel memang harus diakui luar biasa, sempat merepotkan Jerman, atau mungkin juga membingungkan karena wajah pemainnya mirip semua.
Cho Hyun-woo adalah man of the match, cemerlang walau diserang 32 kali selama pertandingan namun bedaknya gak luntur, dialah kiper Korsel berwajah Roy Kiyoshi berambut boyband.
Laga Jerman dan Korsel semalam, sekaligus membungkam suara-suara sumbang yg selama ini mengidentikkan Korea dengan dandan dan syantik-syantik doang. Inilah bukti nyata bukan sekadar wacana, bahwa Jerman boleh jumawa dengan nama besar tim Panzer tapi Korsel membuktikan dengan kekuatan wajib militer.
Joachim Leow dan anak-anak asuhan memang sudah saatnya instrospeksi, benahi tim dari segala sisi.
Pulang kampunglah dengan kepala tegak, buktikan kalo kalian memang layak disebut tim panzer. Perbanyak latihan lagi di stadion Jerman, stadion Gelora Bung Hitl**
Life must go on, walau besok hanya jadi penonton. Yang penting semangat jangan sampai melorot, mari belajar dari Hj.Jarot.
Bang arham kenari
Advertisement